Selasa, 12 Januari 2016

Abon Sudir, Ulama Ahli Ilmu Falaq Alumni Daya MUDI Samalanga

1

Abon Sudir, nama yang melekat dikalangan masyarakat Jeunib dan Samalanga, meski dia terlahir dengan nama Sudirman bin Arifin 65 tahun lalu, di Gampong Meunasah Reudep, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, masyarakat tetap memanggil dirinya dengan nama Abon Sudir.

Banyak orang tidak tahu, kalau dirinya adalah sosok ulama kharismatik jebolan Dayah Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga.

Meski Abon Sudir dalam kondisi cacat kaki, namun sebagai ulama semangatnya tak pernah menghalangi untuk berbakti pada agama Allah, dalam mengajar masyarakat yang membutuhkannya. 
Abon Sudir 

Ulama yang satu ini punya tekad perjuangan untuk mengajar umat melalui pendidikan agama sampai ajal menjemput, begitu kata dia dalam sebuah pertemuan, saat Tabloid Moslem bertandang ke Dayahnya Miftahul Falah Al-Aziziyah Cot Batee Geulungku, Pandrah, Bireuen, beberapa waktu lalu.

Abon Sudir, sehari-hari mengisi waktu dengan kegiatan untuk kepentingan umat, dimana umat saat ini banyak membutuhkan siraman rohani darinya.

Terutama masyarakat dipedesaan Kecamatan Pandrah, Peulimbang dan beberapa tempat lainnya selalu mengharapkan, agar Abon Sudir bersedia memberi pemahaman keagamaan kepada mereka, atau dengan kata lain bimbingan rohani darinya.

Meskipun melihat ulama yang satu ini cacat kakinya dan sudah diamputasi, namun masyarakat masih mengharapkan Ilmu agama tetap mengalir darinya.

Saat ini kondisi fisik Abon Sudir sudah mulai menurun, namun pengabdiannya belum juga surut, masih tetap bersemangat untuk membimbing masyarakat, ujar seorang tokoh setempat.

Selain kegiatan di Dayah, Abon juga sering masuk kampung keluar kampung dalam memberi siraman rohani kepada warga disana, ujar salah seorang santrinya.

Dikalangan ulama Aceh Abon Sudir dikenal sebagai ahli hisab atau ru’yah, bahkan masyarakat juga mengagumi ilmu hisab dan ru’yah yang dilakukan Abon Sudir selalu tepat dan tak pernah lari dari sasaran.

Keahlian ilmu Falaqiah Abon Sudir memang mumpuni, sulit untuk dicari imbangannya. karena sesudah dia belajar agama pada Al-mukarram Abon Tgk Abdul Aziz bin Shaleh di Dayah Mudi Mesra Samalanga, lalu kemudian melanjutkan kembali pendidikan agama di Kampung Beurabo, Padang Tiji, membuat ketajaman ilmu hisab Abon sudir semakin meningkat.

Di kampung Beurabo, Abon belajar pada Dayah milik Tgk.Chiek Di Pante, yang bernama asli Tgk M.Yusuf, disana Abon Sudir belajar mendalami ilmu Falaqiah dalam bimbingan Tgk. Chiek Di Pante.

Selesai belajar ilmu falaqiah di Dayah kampung Beurabo, Abon Sudir juga memperdalam lagi ilmu Falaqnya pada Tgk Mustafa Simpang Mulieng, Aceh Utara. 

Dia juga memperdalam ilmunya dengan belajar pada Drs. Tgk. Ali Muda Lhokseumawe, sehingga ilmu hisab dan ru’yah yang diperoleh semakin meningkat. Dalam mengabdikan ilmu kepada masyarakat, Abon Sudir dengan mengandalkan kursi roda dan sepeda motor roda dua, diantar oleh muridnya turun keberbagai desa untuk memberi bimbingan agama. 

Dia mengajarkan berbagai kitab kuning (kitab gundul), baik dalam hal kupasan hukum Ilmu Fiqih, Tafsir al-Qur’an, Tauhid dan Tasauf serta berbagai kitab lainya tanpa memungut upah. “Ini semua sifatnya tulus ikhlas dan sukarela dalam mengajar mendidik masyarakat”, ujarnya.

Sedangkan di Dayahnya sebanyak 18 orang tenaga pengajar telah disiapkan, “bukan berarti Dayah terabaikan, namun pengawasan secara ketat terhadap santriwan dan santriwati tetap dalam pantauan, agar pendidikan di Dayah juga jangan sampai terabaikan,” ujar Abon Sudir Serius.

Dayah Miftahul Falah Al-Aziziyah yang terletak ditepi jalan negara, Kampung Meunasah Reudep, Pandrah, bila dilihat dari jalanan suasana komplek Dayah itu sangat bersih, meskipun asrama dan balai Dayah tempat menuntut itu sudah agak lapuk dimakan usia.

“Biarlah Balee tempat beut (balai pengajian)sudah lapuk, namun kualitas pengajian tetap harus lebih baik agar santriwan dan santriwati merasa puas dalam menimba ilmu disini”,ungkap salah seorang santri.

Abon Sudir mengakui, dalam keadaan cacat sudah tidak mampu untuk bergerak mencari dana pembangunan Dayah, lalu kemudian, juga tidak memiliki jaringan baik dengan instansi pemerintah, namun katanya, kalau ada pihak yang tulus mau membantu Dayah ini, Abon Sudir dengan senang hati bersedia menerima.
Syukran...

1 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com